NENEK MENGANDUNG ANAKKU

kumpulan cersex hot cersex super hot cersex sama ibu cersex guru vs murid cersex di kelas cersex mama lonte cersex jilboobs

Nenek Maya itulah namanya usianya sudah 48 tahun beliau adalah seorang wanita karir yang beriman juga dirut PT.**** Garmen Industry.
Ilustrasi foto

Lima tahun yang lalu nenek telah ditinggal mati suaminya hingga sekarang nenek sudah lama menjanda.

Meskipun panggilannya nenek Maya tapi dilihat dari body yang selalu terawat dan diurusnya beliau seperti berusia 40 tahunan.

Harta yang melimpah tubuh yang bohay, pantat yang lebar juga payudara yang montok siapapun yang melihatnya pasti ingin merasakan tubuhnya. Pokoknya idaman para lelaki, Janda kaya yang taat beribadah.

Banyak duda bahkan bujangan yang ingin menikah dengan nenek tapi selalu ditolaknya, seakan nenek sudah tidak ada minat lagi memiliki seorang suami.

Nenek tinggal sendiri dirumah hanya ada beberapa pembantu dan satpam yang berjaga didepan.

Dari sekian banyak cucu hanya saya yang selalu diingat oleh nenek Maya, karena dulu sejak masih kecil ketika sampai berusia 10 tahun saya diasuh nenek.

Nenek selain menganggap saya cucunya disisi lain saya dianggap anaknya yang paling dirindukan.

Saya Yanto 19 tahun tinggi 170 sekarang saya sedang kuliah semester 1 disalah satu universitas ternama di kota ***.

Sejak saya masuk SMA hingga kuliah baru empat kali bertemu dengannya. Padahal yang membiayai sekolah dan kebutuhanku hampir total dibiayai oleh nenekku.

Keanak-anaknya nenek bisa dibilang otoriter dan pemarah. Tapi tidak denganku nenek pernah memarahiku sampai menangis karena telat makan, sampai-sampai nenek mencari-cariku kekhawatirannya terlalu berlebih-lebihan itupun dulu waktu masih kecil, sekarang malah lebih parah.

Besok hari Minggu saya libur kebetulan hari esok adalah hari ulang tahunnya nenekku yang ke 49 tahun. Saya ingin memberikan nenekku surprise tapi bingung apa yang harus saya berikan untuk nenek? Sedangkan barang apa saja bisa dibelinya oleh nenek.

Akhirnya saya punya ide nyeleneh, saya pergi ke toko emas lalu dipilihlah cincin perkawinan dengan sebutir berlian diatasnya , saya beli 2 tentunya untuk saya dan untuk nenekku.

Sudah hampir 8 bulan tak bertemu nenek akhirnya ini adalah momen yang tepat untuk bertemu dengannya.

Sekitar jam 11 malam saya kerumah nenek naik motor ninja, motor ini dikasih nenek 2 tahun yang lalu.

Penjaga kompleks sudah kenal saya jadi saya langsung masuk saja. Pembantu didalam pun sudah kenal saya sejak saya masih kecil jadi saya menganggap mereka seperti saudara, karena keramahan saya dan adab saya yang baik kepada mereka saya sangat dihormati.

Pembantu yang sudah senior ada dua mbok Sutinah dan mbok Marni dan tukang kebunnya mang Usman sebenarnya ada juga yang lainnya cuman mereka yang paling dekat dengan saya.

Ketika sudah didalam rumah saya tanya mereka berdua,

“Nenek ada dimana mbok?”

Mereka menjawab, “ada diatas den.. nyonya sering nyebut nama Aden kasihan nyonya den makannya sedikit biasanya kalau ada Aden makannya lahap”

“Ohh begitu ya. Ya sudah saya mau ke atas dulu kalian kembali saja ke kamar tidur lagi maaf saya ganggu tidurnya mbok..”

Kucium tangannya menghormati mereka dan kucium keningnya masing-masing, mereka diam sejenak dan tersenyum lalu pergi kekamar pembantu dibelakang.

Kebiasaan ini sudah saya lakukan sejak saya masih kecil mencium tangan mereka berdua dan keningnya.

Entah apa yang mereka rasakan tadi ketika saya sudah dewasa ini mencium kening mereka, saya tidak begitu memikirkannya meskipun mereka seperti tersipu malu.

Sebenarnya saya bisa saja nyelonong masuk toh saya punya semua kunci serep diseluruh ruangan ini, bahkan kode brankas dan pin ATM juga kartu kredit nenekku semuanya menggunakan nomor pin tanggal lahir saya dan tak ada yang tahu selain saya dan nenek bahkan orang tuaku.

Saking percayanya nenek sampai seperti itu, meskipun saya memiliki semua kunci-kunci pentingnya tidak sekalipun dalam pikiran saya mengambil tanpa meminta ijin dulu ke nenek padahal nenek sudah berkata, “ambillah pergunakanlah secukupnya untuk keperluanmu nak”.

Tetap saja saya selalu meminta ijin ke nenek jika ada perlu sesuatu, sebab itulah saya dikagumi nenek karena kejujuranku kepadanya.

Di lantai 2 adalah wilayah pribadi nenek jadi tak akan ada seorangpun yang berani naik keatas jika tanpa seijin nenek.

Karena memang nenek orangnya keras kepada mereka bahkan anak-anaknya, keras dimulut saja tapi dalam tindakan nenekku ramah sebenarnya.

Setelah sampai dilantai dua sekarang saya berada tepat dipintu kamar nenek, kunci serepnya saya punya nenekku sendiri yang memberikannya.

Setelah kuncinya kubuka “klik!”, pintu kamar nenek dengan pelan kubuka ternyata nenek sedang tidur berselimut. Ku tutup kembali pintunya lalu saya kunci lagi.

Kamar nenek lumayan luas kira-kira 10X5 meter itu sudah termasuk kamar mandi didalamnya.

Ku berjalan mengendap-endap menuju nenekku. Dikamar nenek saat ini hanya lampu tidur yang menyala kekuningan menerangi ruang kamar nenek.

Saya jongkok dipinggir kasurnya kulihat nenek sedang memeluk guling, wajahnya terlihat menggoda ingin sekali kukecup nenekku karena kangen.

Kulihat jam dua menit lagi menunjukkan pukul 00:00 ku usap pundak nenekku dengan lembut sambil berbisik didepan wajahnya, “nek.. nek.. nek.. ini yanto datang nek…”

Nenekku membuka matanya lalu nenek melihat cucu yang dirindukannya kini sedang ada di kamarnya tersenyum.

“Yanto?! Yanto ini kamu nak?!…cucuku anakkuuu…!!” Nenek bangun dari tidurnya lalu memelukku erat dan mencium keningku.

“Iyaa nek ini yanto cucu nenek anak nenek… Yanto kangen nenek… Maafin Yanto nek lama gak nemuin nenek…” Kubalas pelukan nenek sambil mencium keningnya.

Nenekku menangis memelukku lama, akupun ikut meneteskan air mata karena rindu nenekku, nenek yang memakai gaun tidur cimono yang tipis terasa payudaranya menekan dadaku.

Nenek memandangku sambil tersenyum air matanya ku usap yang membasahi pipinya yang putih dan masih terasa kencang.

Nenekku terharu melihat tindakanku yang sangat memperhatikan dirinya, tak salah jika nenek memberikan kepercayaan yang begitu besar.

Tanganku memeluk pinggang nenek, sedangkan nenek memeluk leherku seperti sedang berdansa,

“Kamu jangan siksa nenek seperti ini dong nak… Nenek sampai gak enak makan selalu ingat kamu… Sedari kecil nenek mengasuhmu mandi bersama, makan bersama tidurpun kita bersama. Jangan tinggalin nenek terlalu lama lagi nak… Nenek mohon…” Air matanya mulai membasahi pipinya.

Kupeluk erat tubuh nenek entah apa yang kurasakan penisku malah bangun mengeras tatkala payudaranya nenek yang montok menekan-nekan dadaku.

“Nek.. Fajar janji takkan meninggalkan nenek terlalu lama lagi setiap malam Minggu fajar akan menemani nenek kemana pun nenek ingin pergi akan fajar temani…” Masih memeluk pinggang nenek sedikit demi sedikit ku dekati wajah nenek yang sedang menangis karena beratnya menahan kerinduan.

Cup kucium kening dan bibir nenekku beberapa detik lalu kusudahi ciumanku pada nenek, ” nek maaf fajar mencium bibir nenek… Saking sayangnya sama nenek Fajar kelepasan.. nenek gak marah kan?”

Raut muka nenek seperti menahan birahi, ” tidak nak.. nenek tidak marah sama kamu.. senang rasanya kamu menyayangi nenek.. nenek kaget mendapat ciuman dibibir lagi setelah suami nenek meninggal 5 tahun lalu..” nenek mengusap kepalaku.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

cersex dengan pembantu cersex mahmud cersex mama diperkosa cersex perawan sma cersex cewek hijab cersex memek mama cersex ukhti semprot

Related posts